Sunday, August 22, 2010

Bencana yang Diturunkan oleh Allah SWT Pasti Ada Sebabnya

Bencana Di Haiti sebelum dan Selepas


Kejadian Tsunami di Phuket, Thailand


Ayat-ayat dari Al-Quran
17.16 (QS. Al Israaâ ayat 16): Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.

17.58 (QS. Al Israaâ ayat 58): Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya) , melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).

8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Firâaun dan pengikut-pengikutny a serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya. Tiga ayat Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera, berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah-mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Firâaun dan pengikut-pengikutnya.

Adakalanya kita tertanya-tanya adakah segala bencana yang melanda disebabkan atas ketentuan Allah yang telah pun tercatat di Luh Mahfuz atau memang sengaja diturunkan disebabkan oleh kelalaian dan kemunafikan manusia itu sendiri?

Menurut pandangan laman web Ridwan Phb yang saya baca tempoh hari penulis menyatakan mengenai kenapa berlakunya bencana alam:

Mengenai bencana alam seperti tsunami, gunung meletus atau gempa bumi, memiliki dua pendapat, bencana-bencana alam tersebut terjadi memang ujian yang sudah Allah rencanakan, atau juga sebagai azab terhadap manusia. Pertama, bencana alam sudah Allah tentukan kapan waktu terjadinya pada catatanNya, tidak peduli apakah pada saat itu manusia yang tertimpa bencana tersebut dalam keadaan ‘baik-baik saja’ dalam erti kata tidak bermaksiat kepada Allah atau memang sedang bermaksiat. Bencana yang seperti inilah yang menjadi ujian bagi manusia. Bagi orang-orang yang bersabar, ujian tersebut akan berubah menjadi rahmat, sementara bagi yang tidak bersabar akan jadi sebuah siksaan.

Pendapat kedua, bencana tersebut muncul sebagai teguran atau azab bagi manusia, ertinya bencana tersebut muncul akibat manusia yang sudah terlalu bermaksiat, musyrik. Ini sesuai dengan salah satu hadis Rasulullah yang menyatakan bahawa suatu kaum terhindar dari azab kerana ada salah seorang ‘warga’nya yang mengagungkan nama Allah. Al-Quran juga memberikan beberapa contoh kaum yang memang Allah azab kerana kesalahan mereka, itu ertinya jika kaum-kaum itu tidak melakukan kesalahan tersebut, azab tersebut tidak akan pernah ada, Inilah yang disebut Takdir Kolektif. Segala sesuatu di dunia ini terikat dalam hukum sebab-akibat yang semuanya sudah diatur oleh Allah. Kehendak Allah bisa juga diertikan sebagai aturan Allah. Api padam oleh air atau kulit menjadi keriput ketika tua, itu adalah sebuah aturan, Allah sudah menentukan segalanya sesuai dengan ukuran. Kerana itu, sebab-sebab kecelakaan pesawat, tenggelamnya kapal-kapal atau tergelincirnya kereta dari relnya, semuanya tunduk pada aturan ini. Disitulah peranan Allah yang sesungguhnya, menentukan aturan tersebut. Allah tidak menenggelamkan kapal ataupun menggelincirkan kereta. Meskipun Allah mampu melakukan hal tersebut, tapi Allah tidak akan pernah melakukan hal tersebut. Kapal tenggelam pasti ada sebabnya, kereta tergelincir pasti ada sebabnya, dari sebab-sebab itulah manusia belajar untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.

Oleh karena itu, bahawa kecelakaan-kecelakaan yang terjadi sesungguhnya disebabkan oleh kesalahan-kesalahan manusia yang tidak memperhatikan aturan-aturan Allah. Kita tahu, kapasiti suatu kapal adalah terbatas, tapi kita tetap memaksakan dengan memasukan beban yang melebihi kapasiti tersebut, maka wajar jika kapal tersebut tenggelam. Itu adalah aturan. Allah tidak menenggelamkannya, tapi aturan Allah lah yang menjadikan kapal tersebut tenggelam, kehendak Allah. Disinilah fungsi akal kita, untuk mengenal dan memahami bagaimana aturan Allah itu bekerja. Orang Jepun boleh mendirikan bangunan yang tahan gempa kerana menggunakan akal mereka, perahu bisa berlayar kerana manusia menggunakan akalnya. Semua itu mengikuti aturan Allah, ketika aturan itu kita langgar, boleh dipastikan akan terjadi suatu masalah, entah itu kecelakaan atau hal-hal lain yang tidak kita harapkan.

Bagi mereka yang bertaqwa mungkin merasakan ini adalah ujian bagi mereka untuk lebih mendekatkan diri kepada Nya...sentiasa mengambil ikhtibar di atas semua yang berlaku. Cuba memperbaiki diri sendiri kerana sentiasa merasakan diri begitu kerdil disisinya. Mereka tidak mengatakan ia sebagai kecelakaan atau musibah yang diturunkan oleh Allah SWT hanya kepada orang-orang yang munafik tetapi bagi orang-orang yang beriman juga.

Al-Qur’an dengan tegas menjelasakan bahawa sebab utama terjadinya semua peristiwa di atas bumi iniseperti gempa bumi, banjir, kekeringan, tsunami, penyakit taun (mewabah) dan sebagainya disebabkan oleh manusia itu sendiri, baik yang terkait dengan pelanggaran sistem Allah yang ada di laut dan di darat, mahupun yang terkait dengan sistem nilai dan keimanan yang telah Allah tetapkan bagi hambanya. Semua pelanggaran tersebut (pelanggaran sunnatullah di alam semesta dan pelanggaran syariat Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya, termasuk Nabi Muhammad SAW), akan mengakibatkan kemurkaan Allah. Kemurkaan Allah tersebut direalisasikan dengan berbagai peristiwa seperti gempa bumi, tsunami dan seterusnya. Semakin besar pelanggaran manusia atas sistem dan syariat Allah, semakin besar pula peristiwa alam yang Allah timpakan pada mereka.

Wahai rakan-rakan pembaca setia blogku, sebagai jalan untuk menghindari azab dari Allah SWT adalah dengan istighfar. Dalam Alquran Surah Al-Anfaal ayat 33 Allah berfirman, ”Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka (hamba-Nya), sedang kamu (Nabi Muhammad SAW) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka (hamba-Nya) sedang mereka meminta ampun. Pertama Allah menjamin bahawa selama Nabi masih berada di tengah umatnya, tidak akan ada azab. Jaminan kedua adalah azab tidak akan ada kalau hamba-Nya beristighfar.

Oleh itu wahai pembaca semua...mari kita perhatikan tindak tanduk manusia di sekeliling kita pada hari ini. Apakah kita tidak takut kejadian tsunami pada tahun 2004 dan juga gempa bumi di Haiti tidak akan berlaku lagi? Jika kita lihat, kemaksiatan berleluasa di sana sini. Apakah Allah SWT tidak murka atas apa yang kita lakukan? Sedangkan aturan yang cantik telah disusun olehnya tetapi manusia begitu rakus untuk mengubahnya mengikut landasan yang menyempang dari suruhanNya...Apakah bencana yang sebegitu tidak berlaku lagiiii??? Wallahualam....berbalik semula mengenai negara kita, apakah Malaysia juga akan binasa akibat bencana alam atau sebaliknya??? Nauzubillah..minta dijauhkan bala bencana ini ke atas negara kita...semoga Allah taala sentiasa menjaga keharmonian negara kita selama-lamanya...Insyallahhhhhh

0 comments: